Perusahaan Tambang dengan Sistem Manajemen Lingkungan Terdepan

28 March 2016

Laporan ISO 14001 Surveillance Audit di PTFI tahun 2016

 

Penerapan prinsip konservasi dan nilai lindung lingkungan adalah poin pertama dalam praktik pengelolaan tambang yang benar (good mining practice). Pertambangan sendiri merupakan fenomena dua sisi uang koin -  di satu sisi industri ini memberikan sumbangsih yang signifikan dalam perkembangan peradaban manusia, namun di sisi lain, fakta bahwa praktiknya berpotensi mengubah lingkungan hidup sangat tidak bisa dielakkan dari sebuah industri pertambangan.

Sebagai salah satu operator pertambangan kelas dunia, Freeport McMoRan pun mengedepankan good mining practice dalam setiap praktik bisnisnya, termasuk tentunya pada operasional di salah satu afiliasi terbesarnya, PT Freeport Indonesia (PTFI).

Bukti nyata komitmen perlindungan dan manajemen lingkungan di PTFI ialah perwujudan sertifikasi sistem manajemen lingkungan PTFI. PTFI memilih ISO 14001 sebagai sistem manajemen lingkungan yang diterapkan. PTFI sendiri sudah memperoleh sertifikasi ISO 14001 sejak tahun 2001.

Pada 29 Februari - 4 Maret 2016 lalu, PTFI melalui Departemen Lingkungan menyelenggarakan Surveillance Audit ISO 14001 yang digelar di seluruh area operasional PTFI baik di Dataran Tinggi maupun di Dataran Rendah. Surveillance audit merupakan audit pemantauan yang dilakukan setiap tahun dalam kurun waktu 3 tahun. Siklus sertifikasi ISO 14001 adalah, sertifikat yang dimiliki oleh salah satu badan usaha, diperbaharui atau diresertifikasi setiap 3 tahun sekali, dengan 2 tahun di antaranya, dilakukan surveillance audit/audit pemantauan. Audit ini bertujuan untuk melakukan evaluasi dan pemeliharaan sistem manajemen lingkungan sebelum dilaksanakan pembaharuan/resertifikasi ISO 14001.

Dalam sertifikasi ISO 14001, PTFI mempercayakan kepada PT SGS International sebagai auditor yang ditunjuk. Pada surveillance audit kali ini, 4 orang auditor dari PT SGS International datang ke area kerja PTFI di Mimika untuk melaksanakan audit pemantauan di seluruh area operasi PTFI.

“Selalu ada perbaikan yang berkesinambungan dalam sistem manajemen lingkungan di PTFI. Sejak kedatangan pertama saya tahun 2013, semakin banyak kemajuan yang terlihat dan setiap rekomendasi yang diberikan oleh auditor ditindaklanjuti dengan baik. Hal ini menunjukkan keseriusan yang sangat baik dari PTFI dan sejalan dengan semangat ISO 14001 itu sendiri yaitu perbaikan yang terus menerus,” ungkap Pantja Nugraha selaku lead auditor dr PT SGS International.

 

Sementara Lufi Rachmad, Technical Expert dari PT SGS yang bergabung dalam tim auditor mengatakan, “Saya sudah keliling tambang-tambang di banyak tempat khususnya di Indonesia. Saya bisa katakan, upaya manajemen lingkungan di Freeport lebih menonjol dari tambang-tambang lain. Di sini selalu ada hal-hal baru, teknologi-teknologi baru yang semakin menyempurnakan sistem manajemen lingkungan yang diterapkan.”

Secara khusus perihal Tambang Terbuka Grasberg yang akan segera mengakhiri operasionalnya, Lufi Rachmad memberikan saran agar upaya reklamasi pit direncanakan dengan cermat dan matang, terkait dampak dari penambangan bawah tanah di masa mendatang. “Terutama di Grasberg Block Cave (GBC) nantinya, jangan sampai upaya-upaya reklamasi yang diusahakan nanti dilakukan di area-area yang terdampak operasi penambangan bawah tanah,” tutur Lufi Rachmad.

Departemen Lingkungan PTFI selaku tuan rumah kegiatan ini mengorganisir kegiatan ini dengan baik. Selain membentuk tim internal, Departemen Lingkungan juga melakukan koordinasi intra-departemen untuk melibatkan departemen-departemen terkait di Divisi Operasi dalam audit diantaranya Divisi Grasberg Operations, Divisi GeoEngineering, Divisi Mine Maintenance, Divisi Concentrating Mill, serta UG Operations. Kegiatan ini menimbulkan sinergi yang harmonis di antara divisi-divisi operasi untuk mewujudkan operasi yang peduli dan ramah lingkungan.

“Kami yakin rangkaian sertifikasi ISO 14001 di PTFI akan memberikan opini yang positif terkait dengan operasional kita dimana kita melakukan sistem manajemen lingkungan yang berkesinambungan dan tersertifikasi. Kami berharap dengan segala upaya yang dilakukan, kita tetap bisa mempertahankan pencapaian baik yang sudah kita raih di masa mendatang,” terang Andreas Wisnu, Gen. Supt Environmental Compliance & Waste Management.

Setelah melakukan audit di beberapa area operasi di Dataran Tinggi, tim kemudian melanjutkan audit di area-area operasi di Dataran Rendah: TRMP, area reklamasi dataran rendah, area operasi di pesisir (marine operations), DWP Concentrating, Timika Environmental Laboratory (TEL), LIP, bengkel-bengkel dan landfill MP 38.  (Miko Sularso)

Back to List

Berita Selanjutnya

news thumb 2
05 May 2017

Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Komoro (LPMAK), sebuah lem...

20 July 2017

PT Freeport Indonesia menggandeng pemerintah daerah setempat membuat k...