UKM Binaan PTFI Jadi Tolok Ukur Program Pemberdayaan Masyarakat

15 August 2016

Momen Pekan Daerah (Peda) VI Provinsi Papua, yang merupakan ajang pertemuan petani dan nelayan se-Papua dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh seluruh peserta dari setiap kabupaten/kota, untuk menampilkan produk unggulan dan berbagi pengetahuan pertanian dan perikanan. Dalam kegiatan Peda ini terdapat satu agenda, di mana peserta melakukan kunjungan lapangan atau widyawisata ke tempat pilihan yang dianggap memiliki keunggulan. Di bidang peternakan, panitia menunjuk peternakan Yayasan Jayasakti Mandiri (YJM) binaan PT Freeport Indonesia untuk dijadikan objek studi banding.

Tim dari Provinsi Papua dan peserta perwakilan dari setiap kabupaten kota melakukan kunjungan ke peternakan YJM di Kampung Utikini Baru (SP 12), Kamis (4/8). Kunjungan tim disambut Manager CSR PTFI, Yahya Alkatiri, Group Leader YJM, Edmundus Maturbongs dan pimpinan YJM, Devia Mom.

Yahya Alkatiri mewakili perusahaan menjelaskan kepada para tamu bahwa tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, pemegang hak ulayat, komunitas dan masyarakat di sekitar perusahaan dalam segala aspek yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni suatu aktivitas, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang panjang sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan kesejahteraan masyarakat, dengan cara manajemen dampak (meminimalisasi dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingan.

PTFI terus memacu pertumbuhan ekonomi untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat lokal melalui keunggulan kompetitif dari masing-masing daerah. Dalam melaksanakan peran itu, PTFI bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dan pemangku kepentingan lainnya untuk dapat berperan serta dalam pengembangan daerah dan masyarakat di sektor ekonomi. Dalam pembangunan ini, PTFI dan LPMAK memberikan perhatian pada program perikanan, peternakan, pertanian, ketahanan pangan, dukungan terhadap sistem ekonomi dan program ekonomi alternatif, serta kerjasama dengan pihak-pihak lain.

YJM adalah salah satu bentuk usaha pembinaan kepada masyarakat, yang pembiayaannya langsung dilakukan PT Freeport Indonesia menggunakan dana di luar dana kemitraan (dana 1 persen) yang dikelola LPMAK. Dan dari 444 karyawan Yayasan Jayasakti Mandiri, 90 persen diantaranya adalah masyarakat lokal. Dalam sehari peternakan ini bisa menghasilkan 50 ribu butir telur ayam. Dan jumlah ini bisa memenuhi 30 persen kebutuhan pasar di Timika, bahkan dikirim ke kabupaten lain.

Program Pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PP-UMKM) dan Dana Bergulir bertujuan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat lokal dengan memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha-pengusaha Papua yang berpotensi. Program ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian lokal dan taraf hidup masyarakat secara berkelanjutan serta meningkatkan kemampuan kompetisi pasar para pengusaha lokal.

Mendapat kesempatan bisa berkunjung ke peternakan terbesar di Papua ini, dimanfaatkan dengan baik oleh peserta dari kabupaten lain yang ada di Papua. Di YJM peserta mengunjungi fasilitas peternakan modern yang ditangani oleh masyarakat lokal, sarana Rumah Potong Hewan (RPH) yang menggunakan peralatan modern dan ditangani secara profesional yang telah mendapat sertifikat halal, dan mengunjungi tempat pengepakan telur ayam hasil peternakan yang dikerjakan oleh masyarakat lokal. Terakhir mengunjungi laboratorium inseminasi buatan untuk ternak babi pertama di Papua yang hasilnya tidak hanya dimanfaatkan oleh peternak di Mimika, tapi diminati oleh kabupaten lain di Papua.

Koordinator Seksi Studi Banding Panitia Peda VI, Rosalina yang juga merupakan Penyuluh dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Papua, mengatakan, "masyarakat Papua harus tahu dan bisa mengikuti jejak usaha seperti ini karena di tempat lain kan belum ada, tapi disini (Timika_Red) ada peternakan yang sudah maju, jadi bisa menjadi pilot project untuk pengembangan peternakan di Papua. Mudah-mudahan peternak yang kita ajak ke sini bisa mengambil ilmunya dan bisa mengembangkan." katanya.

Rosalina menambahkan, bahwa pemilihan YJM sebagai tujuan studi banding karena usaha peternakan binaan PTFI ini dianggap berhasil dalam mengembangkan usahanya. Untuk itulah pada kegiatan kunjungan ini diharap peserta kunjungan bisa menggali informasi dan pengetahuan dari YJM maupun dari PTFI.

Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Provinsi Papua, Natan Ansanay pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa pada even Pekan Daerah ini, bisa dijadikan ajang tukar menukar informasi. Melihat peternakan YJM, menurut Natan hal ini merupakan terobosan baru peningkatan ekonomi masyarakat melalui usaha peternakan yang dibantu oleh PTFI dalam upaya meningkatkan dan memberdayakan masyarakat lokal. "Ini cukup bagus. Diharapkan bukan hanya mengambil hasil berupa sumber daya alam tapi juga SDM untuk meningkatkan ekonomi masyarakat lokal," katanya.

Pimpinan YJM, Devia Mom menambahkan sekarang ini YJM tidak hanya fokus pada peternakan ayam petelur, ayam pedaging dan babi. Tapi YJM juga sudah merambah bidang perkebunan dengan mengembangkan kakao dan kopi, yang semuanya dikembangkan di wilayah dataran rendah. Semua dilakukan untuk mengajak masyarakat lepas dari ketergantungan proposal dan lainnya, dengan mengembangkan usaha sendiri. (Hendrikus)

Back to List

Berita Selanjutnya

news thumb 2
05 May 2017

Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Komoro (LPMAK), sebuah lem...

20 July 2017

PT Freeport Indonesia menggandeng pemerintah daerah setempat membuat k...