Wujudkan Kakao Jadi Komoditas Unggulan

25 May 2015

 

Sebuah terobosan baru dalam upaya pengembangan ekonomi masyarakat Mimika saat ini sedang dirintis. Pengembangan usaha perkebunan pohon Kakao. Kabupaten Mimika ternyata mempunyai potensi untuk usaha perkebunan Kakao. Potensi ini tidak disia-siakan oleh PTFI dalam upaya mengembangkan ekonomi masyarakat di sekitar wilaya operasionalnya. Melalui departemen SLD didukung  beberapa departemen dan instansi terkait dirintislah sebuah usaha perkebunan rakyat di area SP-12, Distrik Kuala Kencana. Pada area seluas puluhan hektar ini telah ditanami 10 ribu pohon Kakao. Penanaman ini dilakukan oleh PTFI bekerjasama dengan Pemda Mimika, Yayasan Jayasakti Mandiri (YJM), di sponsori oleh beberapa perusahaan swasta, BUMN, dan perbankan. Penanaman dilaksanakan pada Senin (20/4) di Kampung Utikini Baru (SP 12) dengan tema “Wujudkan Kakao Menjadi Komoditas Unggulan dan Kelestarian Alam Mimika”.

Seperti kita ketahui bersama, di Indonesia produksi kakao telah meningkat dari tahun ke tahun sejak diperkenalkan dan di galakkan pada tahun 1983. Hampir seluruh area perkebunan kakao melakukan perluasan area produksi. Kakao ditanam baik oleh perkebunan besar (agroindustri) juga perkebunan dalam skala kecil, Bahkan sebagian besar produksi berasal dari jutaan petani yang memiliki beberapa pohon masing-masing dalam bentuk perkebunan mandiri.

Melihat potensi inilah perkebunan kakao dalam skala besar di Kabupaten Mimika dirintis setelah sebelumnya diuji coba selama tiga tahun.

 

Penanaman 10 ribu pohon kakao ini dihadiri Wakil Bupati Mimika, Yohanis Bassang, SE, MSi, Danrem 174 ATW Merauke, Brigjen Supartodi, perwakilan dari manajemen PTFI, Lasmayda Siregar, (EVP Local Develompment and Human Rights), Dandim 1710/Mimika, Letkol Inf Raffles Manurung, perwakilan Kapolres, Danlanal, Danlanud, beberapa pimpinan SKPD serta perwakilan, BUMN/BUMD, kepala distrik, dan masyarakat petani kakao. Ketua Yayasan Jayasakti Mandiri, Devia Mom dalam laporannya menyampaikan bahwa pihaknya telah mencoba budidaya tanaman kakao sejak tahun 2011. Dengan mencoba menanamnya di beberapa tempat seperti, Kampung Naena Muktipura (SP 6), Kwamki Narama, SP 12 dan lainnya.  Menurutnya, Mimika cukup memiliki potensi untuk pengembangan kakao. Panen perdana telah dilakukan dan menghasilkan 2 ton biji kering yang siap dijual. Ia berharap ke depan, produksi yang dihasilkan bisa lebih banyak.

Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang memberikan apresiasi terhadap apa yang dilakukan PTFI bersama masyarakat dalam rangka mengembangkan tanaman kakao. Kegiatan tersebut wujud perhatian PTFI dalam rangka memberdayakan masyarakat Papua.

Menurut Bassang, penanaman kakao wajib dikembangkan demi kesejahteraan masyarakat ke depan. Dan kepada pihak-pihak terkait Bassang berharap dapat membantu dalam pengembangannya. ”Tidak hanya tanaman coklat tetapi tanaman lain, jika ada yang cocok dengan struktur tanah di Kabupaten Mimika, agar dikembangkan sebagai kekuatan dalam mendorong perekonomian khususnya di bidang pertanian. Pembangunan kabupaten bukan tanggungjawab pemerintah semata tetapi menjadi tanggung jawab semua.” Katanya.

Bassang juga berharap penanaman 10 ribu pohon dapat dilaksanakan berkelanjutan dan benar-benar menjadi komitmen bersama sehingga kedepannya memberikan manfaat yang lebih baik untuk masyarakat. Penanaman pohon kakao ini juga diharapkan membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Karenanya dibutuhkan sinergi antar seluruh pihak secara terus menerus dalam rangka membangun dan menciptakan kesejahteraan dan tercipta kemandirian masyarakat.

Mewakili manajemen PTFI, Lasmayda Siregar menyampaikan bahwa penanaman pohon kakao ini merupakan titik awal, nantinya kakao dapat menggerakkan perekonomian Mimika. Lasmayda juga berharap agar kemitraan antara PTFI, Pemda Mimika, mitra terkait lainnya agar saling bahu membahu menggerakkan perekonomian Mimika, supaya kesejahteraan masyarakat bisa tercapai.

“Mudah-mudahan nanti kita beli coklat di bawahnya tertulis made in Mimika. Alangkah indahnya kalau misalnya kita beli coklat di luar negeri ada logo made in Mimika. Kita punya keinginan Mimika Berjaya, Mimika menambah pendapatannya, masyarakat bisa berjaya melalui tanaman coklat,” tuturnya. (Hendrikus)

Back to List

Berita Selanjutnya

news thumb 2
05 May 2017

Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Komoro (LPMAK), sebuah lem...

20 July 2017

PT Freeport Indonesia menggandeng pemerintah daerah setempat membuat k...