Teanus Nebegal, Pengusaha Mandiri
 "Pengusaha lokal dapat meningkatkan kesejateraan masyarakat Papua" ujar Teanus.

Teanus Nebegal seorang pengusaha putra daerah dari kampung Ilaga, pendiri CV. Kwakibera Timika adalah sosok pengusaha binaan Departemen Social & Local Development (SLD) PT Freeport Indonesia (PTFI) yang benar-benar merintis usahanya dengan modal pribadi tanpa bantuan ataupun pinjaman dari manapun

CV. Kwakibera didirikan dengan modal pribadi dan bergabung kedalam Program Pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PP-UMKM) pada tahun 2006. Proyek pertama yang ditangani oleh CV. Kwakibera adalah pembersihan rumput disepanjang jalur transmisi listrik dan pengecatan tower listrik di jalan PTFI dari Portsite sampai MP50.

 CV. Kwakibera menangani pembersihan rumput sepanjang jalur transmisi listrik di Jalan PTFI

Berkat kegigihan dan semangat Teanus untuk belajar dan menjalankan usaha dengan baik CV. Kwakibera mengalami kemajuan. Pada bulan Februari 2012, CV. Kwakibera mampu menambah kendaraan operasionalnya dengan membeli satu buah unit mobil pick-up. Dari hasil usahanya ini Teanus mampu mendirikan sebuah rumah, kantor dan aset usaha lainnya. Teanus juga dapat mempekerjakan 12 orang karyawan untuk membantu menjalankan usahanya.

 Teanus saat mengawasi karyawannya mengerjakan proyek pembersihan jalur.

Selama masa pembinaanya dalam PP UMKM, Teanus berkesempatan untuk mengikuti studi kelayakan usaha, advokasi dengan pengguna jasa atau pihak bank, pendampingan usaha dan pelatihan-pelatihan manajemen usaha. Pada tahun 2007, Teanus juga mengikuti kegiatan camp-wirausaha yang diadakan oleh PP-UMKM di Pulau Bali selama 1 minggu. Dari kegiatan camp ini, Teanus merasa semakin percaya diri untuk menjalankan usahanya, akunya.

 Teanus juga dapat mempekerjakan 12 orang karyawan untuk membantu menjalankan usahanya.

"Apa yang telah dilakukan PTFI terhadap pengusaha-pengusaha putra daerah melalui SLD sudah bagus, ada pelatihan, ada pendampingan, ada pemberian pinjaman modal, harus tetap dilanjutkan sampai para pengusaha-pengusaha ini bisa betul-betul mandiri dan tidak tergantung lagi. Dengan begitu akan melahirkan pengusaha-pengusaha putra daerah dan hasilnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.” ujar Teanus (hp).

Satu Lagi Cerita Kesuksesan Usaha Seorang Amungme
 Bernard Alomang Putra Amugme sukses dalam usahanya.

Salah seorang pengusaha putra daerah dari suku Amungme, Bernard Alomang sejak 15 Mei 2007 mendirikan CV yang diberi nama CV. Nem Kamame. Dibawah kepemimpinan Bernard, CV. Nem Kamame saat ini bergerak dibidang suplai rumput makanan ternak untuk Departemen Lingkungan Hidup PT Freeport Indonesia (PTFI).

Bernard Alomang sebelumnya adalah karyawan PT Pangan Sari Utama, namun pada awal tahun 2010 Bernard memutuskan untuk menajdi wiraswastawan yang dibina dibawah Program pembinaan Usaha Mikro, Kecil Menengah (PP-UMKM) Departemen Social Outreach & Local Development (SLD) PTFI.

 Bernard bersama karyawannya panen rumput gajah.

Berkat kegigihan dan semangat Teanus untuk belajar dan menjalankan usaha dengan baik CV. Kwakibera mengalami kemajuan. Pada bulan Februari 2012, CV. Kwakibera mampu menambah kendaraan operasionalnya dengan membeli satu buah unit mobil pick-up. Dari hasil usahanya ini Teanus mampu mendirikan sebuah rumah, kantor dan aset usaha lainnya. Teanus juga dapat mempekerjakan 12 orang karyawan untuk membantu menjalankan usahanya.

 Tim Bernard telah bertambah dari empat karyawan menjadi enam karyawan

Semenjak terdaftar secara resmi sebagai peserta PP-UMKM, Bernard mendapatkan beberapa paket program pembinaan, antara lain bantuan analisa penawaran suplai rumput & bibit pohon ke Departemen Lingkungan Hidup, modal kerja berupa bantuan pinjaman untuk memulai usaha serta pelatihan dan pembinaan manajemen usaha. Selain itu juga mendapatkan advokasi dalam berinteraksi dengan pelanggannya, Departemen lingkungan Hidup.

 CV. Nem Kamame juga menangani usaha pembibitan

Dalam menjalankan proyek suplai rumput, Bernard memelihara perkebunan milik pribadi seluas 4 hektar, dan untuk memenuhi kebutuhan rumput di MP 21, Bernard juga membeli rumput dari petani di SP-5 dan SP-6. Sehingga dengan usaha ini, Bernard Alomang juga berperan dalam memberdayakan dan memajukan perekonomian masyarakat disekitar area tempat kerjanya. Awalnya Bernard menangani sendiri proyek ini dengan terjun langsung sebagai sopir dibantu 4 orang karyawan. Namun dengan usaha keras dan kegigihannya, Bernard akhirnya mendapatkan kepercayaan dari pengguna jasa dan mampu meningkatkan suplai rumputnya dari 3 ton rumput per hari menjadi 6 ton rumput per hari dan menambah karyawannya menjadi 6 orang.

Selain menangani proyek suplai rumput gajah ke Departemen Lingkungan Hidup, CV. Nem Kamame juga menangani usaha pembibitan (Nursery) yang berlokasi di area Irigasi, dekat pasar baru Timika dan saat ini sedang mempersiapkan 1700 bibit pohon tanaman keras.(hp)

CV. HANAU NUMUS JTB Utamakan Keselamatan & Kesehatan Karyawan
  Mussa Hannauw pemilik CV Hanau Numus JTB

CV. Hanau Numus JTB adalah salah satu usaha yang di bina oleh Departemen Social Local Development PT Freeport Indonesia. Kontraktor milik putra daerah yang bergerak di bidang reboisasi dan remediasi hutan di area Kuala Kencana. CV Hanau Numus JTB selealu mengedepankan keselamatan bagi karyawannya dalam melaksanakan tiap pekerjaan.

CV. Hanau Numus JTB didirikan oleh Mussa Hannauw salah satu masyarakat lokal suku Moni, pada tanggal 14 Januari 2002. Pada tahun 2011 adalah awal dimana Mussa Hannauw mulai efektif melakukan konsultasi ke Departmen SLD, dengan harapan dapat bergabung menjadi peserta Program Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) untuk di bina. Pada bulan Juni 2011 CV. Hannau Numus mendapatkan kesempatan dan kepercayaan dari PTFI melalui Departemen Environmental- Grup Reklamasi, untuk melakukan Program Remediasi Hutan di Kuala Kencana.

  Para Karyawan CV Hanau Numus JTB mengerjakan proyek area Kuala Kencana

Dalam melakukan pekerjaan remediasi hutan Kuala Kencana, CV. Hanau Numus JTB mempekerjakan 9 orang karyawan dan 7 orang diantaranya adalah orang asli papua. Pada periode kontrak yang pertama (Juni - Desember 2011) CV. Hanau Numus JTB telah melakukan penanaman pohon untuk Program Remediasi Kuala Kencana sebanyak 15.662 pohon pada areal seluas 39 hektar.

  Mussa memastikan para karyawannya untuk tetap bekerja dengan aman dan selamat.

Karena kegigihan dan kemauan untuk belajar dan menjalankan usahanya dengan baik sehingga pada tahun 2012 CV. Hanau Numus JTB di percayakan kembali untuk melanjutkan program Remediasi Kuala Kencana. Salah satu kunci utama kesuksesan usaha CV. Hanau Numus ini adalah karena mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja para karyawannya. “Setiap pagi sebelum kerja kami awali dengan berdoa, kemudian meeting untuk keselamatan kerja (safety meeting – Red), memeriksa dan memastikan karyawan menggunakan peralatan keselamatan kerja, seperti helm kerja, sepatu safety, dan rompi/fest. Kita harus ikuti prosedur keselamatan yang sudah di tentukan oleh PTFI, dan hingga saat ini, puji Tuhan kami tidak pernah satupun mengalami kecelakaan kerja.” tambahnya.

  Mussa Hannauw bersama karyawannya dan pendamping dari Departemen SLD

““Kami mengejar target untuk menanam 20.000 pohon, saat ini kami sudah menanam sekitar sebanyak 15.662 pohon, sisanya sedang kami kejar saat ini.” jelasnya. Dari pelatihan, pendampingan, dan bantuan yang diberikan PTFI melalui SLD dan Environmental, sangat bermanfaat. “Pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh SLD dan Environmental bagus dan baik, mereka selalu turun kelapangan, sehingga banyak hal yang kami pelajari, mereka selalu memberikan arahan, pendamping, koreksi agar kesalahan tidak terulang lagi”, ujar Mussa.(hp)