Smelter Freeport Hasilkan Banyak Produk Sampingan

13 July 2023

Produk sampingan seperti asam sulfat akan menjadi salah satu yang dapat dihasilkan dari fasilitas pemurnian atau smelter PT Freeport Indonesia ketika fasilitas pengolahan itu beroperasi dengan kapasitas penuh nantinya. Dari fasilitas pemurnian itu, salah satu produk utama yang dihasilkan nantinya katoda tembaga atau copper dengan tingkat produksi hingga 600.000 ton per tahun.

Perusahaan pertambangan milik negara yang merupakan bagian dari Holding BUMN pertambangan MIND ID itu tengah mendirikan smelter di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur. Smelter tembaga single-line terbesar di dunia itu akan memiliki total luas area 100 hektare (ha).

Produk utama yang dihasilkan yaitu katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, serta pfariraim group metals (PGM). “Jadi, smelter memproduksi konsentrat [tembaga] ini asalnya dari Papua, lalu dimurnikan menjadi katoda tembaga dengan tingkat kemurnian 99 %. Selain itu, PT Freeport Indonesia Smelter akan menghasilkan perak dan emas batangan karena kita juga memiliki fasilitas pemurnian logam mulai atau PMR [precious metal refinery],” ujar Construction Manager PT Freeport Indonesia Smelter atau PTFI Smelter Yoga Amaliasari kepada Tim Jelajah BUMN Bisnis Indonesia 2023.

Untuk diketahui, produk emas dan perak mumi batangan yang dimaksud merupakan hasil olahan lumpur anoda residu pengolahan katoda tembaga. PTFI Smelter menyebut lumpur anoda yang bisa dihasilkan setahun bisa mencapai 6.000 ton.

Dari 6.000 ton lumpur residu itu, PTFI akan memompanya ke PMR guna menghasilkan 50 ton emas, 210 ton perak, dan 2.200 ton cobalt atau timbal. “Ini pertama di Indonesia, awalnya [lumpur anoda] hanya diekspor ke Jepang,” kata Yoga.

Selain produk utama tersebut, smelter yang sudah menyerap nilai investasi Rp33 triliun itu akan menghasilkan berbagai produk sampingan lain. Misalnya, 1,5 juta ton asam sulfat setahun dari hasil pembakaran pasir tembaga, serta terak dan gipsum.

Kini, PTFI tengah mendorong penyelesaian konstruksi secara keseluruhan yang ditargetkan pada Desember 2023. Lalu, smelter ditargetkan mulai melakukan commissioning dan pres-commissiong pada pertengahan 2023, dan beroperasi kapasitas penuh pada akhir 2024.

Saat beroperasi dengan kapasitas penuh, smelter diproyeksikan mampu memproduksi hingga 1,7 juta dry metric ton (dmt) tembaga per tahunnya. Sejalan dengan hal tersebut, Freeport juga mengejar pengembangan smelter pertama mereka yang berlokasi di Gresik juga (PT Smelting) untuk mencapai target kapasitas total 1,3 juta dmt.

Selain itu, Yoga menyebut pembeli [offtaker] produk sampingan dari hasil pemurnian tembaga cukup banyak berasal dari daerah tersebut. Hal itulah yang mendorong pembangunan smelter. “Kami mempertimbangkan berbagai alasan, terutama yang saya sudah menyebutkan side product dari PTFI Smelter di mana side product ini offtaker-nya banyak yang berasal dari sekitar lokasi kami di sekitar sini,” katanya.

Di sisi lain, fasilitas prasarana transportasi dan logistik yang lebih terintegrasi dinilai juga mendorong pemerintah untuk membangun smelter tersebut di KEK JIIPE. Apalagi, kawasan smelter itu nantinya juga akan dilengkapi oleh pelabuhan yang pembangunannya bekerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.

Back to List

Berita Selanjutnya

news thumb 3
17 May 2017

Ribuan karyawan di Ridge Camp akan menjadi yang pertama menikmati inve...

07 July 2017

Upaya-upaya pengembangan SDM dengan memanfaatkan pesatnya perkembangan...