Berkelana Melihat Investasi Sosial PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika

16 December 2022

Kabupaten Mimika yang terletak di Provinsi Papua Tengah tidak hanya memiliki investasi sosial oleh PT Freeport Indonesia (PTFI). Di Kabupaten Mimika terdapat kota modern Kuala Kencana, kota tambang Tembagapura yang menyimpan kekayaan mineral tembaga dengan mineral ikutan emas dan perak sebagai salah satu yang terbesar di dunia. Salah satu suku yang menonjol dengan seni dan budayanya yang khas di Kabupaten Mimika adalah suku Kamoro. Keberadaan tambang tembaga kelas dunia yang dikelola PT Freeport Indonesia juga membawa pengaruh terhadap dinamika kota Timika yang menjadi nadi perekonomian Kabupaten Mimika.

Berbagai fasilitas infrastruktur bertaraf Internasional dapat ditemukan di Mimika. Selain bandar udara internasional Mozes Kilangin yang dibangun Freeport, terdapat hotel bintang lima Rimba Papua Hotel yang pernah dikelola Sheraton, dan lapangan golf. Freeport juga membangun stadion olahraga Mimika Sport Complex untuk mendukung perhelatan PON XX di Papua tahun lalu. Stadion ini merupakan bentuk kontribusi Freeport dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang olahraga. Stadion dilengkapi dengan fasilitas olahraga indoor untuk basket, bola voli, badminton, serta area outdoor untuk olahraga atletik dan bola.

Untuk mengembangan talenta-talenta unggul Papua di bidang olahraga, Freeport juga mendirikan Papua Football Academy, dan Papua Athletic Center. Peserta program berlatih secara teratur di Mimika Sport Complex (MSC). Saat ini terdapat sejumlah 30 siswa Papua Football Academy yang tergabung dalam squad U-14. Mereka tinggal di asrama yang berada di dalam komplek MSC. Sebanyak 30 anak tersebut merupakan tim rekrutmen pertama yang diseleksi dari tiga kota yaitu Mimika, Jayapura, Merauke. Rencananya, lokasi seleksi akan ditambah lagi di tahun mendatang, yaitu Nabire, Serui, dan Biak. Selain itu, anggota tim akan ditambah sebanyak 30 anak sehingga jumlah anggota menjadi 60 orang.

Melalui tim ini, diharapkan dapat menjadi pintu bagi anak-anak Papua untuk menjadi pemain profesional. Wolfgang Pikal, selaku Kepala Pelatih Papua Footbal Academy menjelaskan, anggota tim berlatih enam kali seminggu dari Senin hingga Sabtu. Dalam waktu satu kali sehari berdurasi 1,5 hingga 2 jam. Di sisi lain, anggota tim juga tetap mengikuti pendidikan formal selama menjalani program PFA. Keberadaan stadion ini membuktikan kontribusi PT Freeport Indonesia untuk ikut membangun kembali kejayaan sepak bola dan atletik dari tanah Papua.

 

Kontribusi PTFI di Bidang Pendidikan

Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) adalah salah satu sekolah berpola asrama terbesar di Papua. Dengan menampung masyarakat dari dua suku besar dan lima suku kekerabatan, sekolah ini juga termasuk ke dalam investasi sosial PTFI dalam pengembangan sumber daya manusia.

"Kontribusi dari stakeholders, khususnya PT Freeport Indonesia sangat luar biasa. Bukan hanya soal pendanaan juga, PT Freeport Indonesia memberikan dukungan edukasi lewat program-program yang baik, seperti program Alam Lestari yang memberikan kesempatan kepada siswa kami untuk belajar mencintai alam," jelas Wakil Kepala Perwakilan Yayasan Pendidikan Lokon Bidang Pembinaan Sekolah Asrama Oktavanus Victor Rori.

Dalam membangun pendidikan di tanah Papua, sekolah ini memiliki visi menjadi institusi unggul di bidang pendidikan, dengan mengintegrasikan beberapa nilai. Nilai-nilai yang diyakini dapat mempengaruhi dan sangat membantu proses pendidikan yaitu nilai kebenaran, kebajikan, serta iman. Misi utama sekolah ini adalah bagaimana mencerdaskan dan menyejahterahkan anak-anak Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan lainnya yang tinggal di sekitar areal operasi tambang PT Freeport Indonesia. Karena berbasis asrama, tentu sekolah ini juga memiliki fasilitas seperti kamar hingga kebutuhan pangan yang sehat.

Di sekolah ini, para murid dibiasakan untuk berbaris one line hand back sebagai simbol ketertiban dan disiplin. Kepala Sekolah Asrama Taruna Papua Johana M.M Tnunay memaparkan, kurikulum yang digunakan di sekolah berbasis kehidupan kontekstual Papua. Hingga saat ini, Taruna Papua masih menerapkan kurikulum Merdeka Belajar dengan metode revolusi belajar. Jadi, siswa tidak hanya berproses di dalam kelas, tetapi juga berproses di luar kelas dengan 60 persen presentasi.

Terdapat juga program ekstra kurikuler yang memiliki 37 cabang dan program unggulan teach case dari pembelajaran guru langsung di Oxford, mengingat second language Papua adalah bahasa Inggris. Demi membentuk siswa berinovasi kreatif, sekolah telah mempersiapkan anak berbahasa Inggris sejak kelas 3 SD. Ada juga pelajaran IT yang menggunakan komputer untuk SD dan laptop untuk SMP. Sekolah Asrama Taruna Papua memiliki fasilitas lab bahasa, studio, laboratorium, hingga edukasi mengenai satwa yang dilindungi.

Tidak kalah penting, sekolah asrama Taruna Papua ini sangat mendukung bakat dan keterampilan para murid sehingga mereka mampu menggali potensi diri untuk masa depan yang lebih baik. Andrianus Beanal (Andre), salah satu siswa teladan sekaligus berprestasi di Taruna Papua, menceritakan pengalamannya bersekolah di SATP. Andre terpilih mengikuti ajang pemilihan model dan bisa lolos ke Jakarta dan mendapatkan juara harapan 1 berkat dukungan sekolah.

Selain kaya akan sumber daya mineral, Tanah Papua juga kaya dengan budayanya. Terdapat lebih dari 250 suku di Papua dengan bahasa yang berbeda-beda. Salah satu yang patut diulik adalah Suku Kamoro yang berada di Kabupaten Mimika. Suku Kamoro memiliki seni dan budaya yang begitu unik, artistik, dan menarik. Ada ukiran kayu, tarian, anyaman, ritual adat, dan nyanyian yang mereka sajikan dalam beberapa kesempatan festival dan pameran seni dan budaya. Salah satu keunikan budaya Kamoro adalah ukiran bermotif buaya dan jari-jari kepiting dengan makna tertentu pada setiap motifnya.

Ada juga alat musik yang terbuat dari kayu utuh yang dilubangi dengan kulit kerang yang tajam. Selain itu, terdapat tameng yang terbuat dari kulit dan pewarna dari tumbuh-tumbuhan disebut tomate dan watae yang menyerupai rambutan. Yayasan Maramowe merupakan wadah untuk membantu masyarakat Kamoro melestarikan budaya, mempromosikan, serta memasarkan karya seni mereka, khususnya ukiran kayunya. Dengan strategi kolaborasi bersama berbagai pihak, Yayasan mempromosikan seni dan budaya Kamoro ke publik melalui berbagai pameran, penjualan produk, dan program pendidikan lokal.

 

Cerita dari Dataran Mimika

Aktivitas pertambangan PT Freeport Indonesia meliputi area tambang yang berada di highland atau dataran tinggi, dan area pendukung yang berada di lowland atau dataran rendah. Dari daerah dataran tinggi, limbah pasir sisa tambang atau tailings dialirkan melalui sistem sungai dengan memanfaatkan curah hujan yang tinggi, kemudian diendapkan di kawasan khusus di area dataran rendah yang disebut Daerah Pengendapan Ajkwa yang Dimodifikasi (ModADA).

Pengendapan tailings di area lowland dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas lahan serta menciptakan manfaat ekonomi secara berkelanjutan. Lahan tailings tersebut juga dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, dan perlindungan keanekaragaman hayati. Di Pusat Penelitian Reklamasi dan Keanekaragaman Hayati, Roberth Sarwom sebagai General Superintendent Reclamation, Biodiversity & Education menjelaskan tentang tailings. Tailings merupakan limbah produksi PTFI yang berbentuk butiran halus tersisa dari proses ekstraksi yang masih aman untuk dimanfaatkan.

Secara tanggung jawab perusahaan, tailings akan dikembalikan ke fungsi ekologinya. Agar lebih bermanfaat untuk masyarakat, dilakukan serangkaian kajian untuk dapat memanfaatkan lahan tailings sebagai lahan produksi, salah satunya dimanfaatkan untuk kolam ikan. Sampai saat ini, hasil ikan yang diproduksi masih belum diperjualbelikan sehingga hanya dikembangkan untuk bibit yang akan dibagikan ke masyarakat.

Riset lainnya yang dilakukan adalah untuk pengembangan pertanian, seperti budidaya tanaman pertanian dan berbagai jenis tanaman sayuran. Sayur-sayuran yang ditanam di pusat reklamasi dapat dipetik secara langsung. Hasil pertanian cukup beragam, seperti sayur-mayur, kacang panjang, terong, dan juga cabai untuk dijadikan sambal. Tailings merupakan batuan yang berubah bentuk dari batuan menjadi pasir. Agar menjadi subur, wajib ditanam menggunakan kompos yang diproduksi dari hasil tanaman di sekitar, misalnya eceng gondok. Eceng gondok dikumpulkan dan diproses agar menjadi kompos untuk ditanam kembali. Lahan yang terbuat dari tailings mengandung unsur hara yang sangat sedikit sehingga perlu diberi kompos.

Selain itu, walaupun berada di area endapan tailings, area pusat reklamasi ini juga memiliki kualitas udara yang baik. Hal ini terbukti dari adanya penangkaran kupu-kupu. Banyaknya kupu-kupu dapat digunakan sebagai indikator kebersihan lingkungan dan udara. Di sini, juga terdapat kupu-kupu yang dilindungi seperti jenis kupu-kupu sayap burung.

Beralih ke area highland atau dataran tinggi, kegiatan reklamasi juga terus dilakukan terutama di area Grasberg, yang sejak 2020 sudah berhenti beroperasi. Untuk mencapai Grasberg, perlu melewati Kota Tambang, Tembagapura. Dari Tembagapura, dilanjutkan menuju ke Tram Station untuk naik ke ketinggian selanjutnya. Tram 1 yang dibangun pada 1971 digunakan sebagai alat transport untuk menuju ke area tambang terbuka di atas. Area ini berada di ketinggian 2.847 mdpl menuju ke 3.500 mdpl. Sesampainya di Grasberg Mine, terdapat kabut yang kurang menentu ketebalannya.

Tambang terbuka Grasberg sudah berhenti beroperasi sejak tahun 2019, dan langsung menjadi area yang direklamasi. Proses reklamasi di area Grasberg ini memiliki beberapa tahap. Tahap pertama adalah limestone capping, yakni penyiapan lahan yang akan direklamasi. Kedua, lime reject spreading merupakan penyiapan lahan lebih lanjut dengan meratakan lahan menggunakan alat berat. Jika sudah, lanjut ke tahap yang ketiga, yaitu penanaman. Pada ketinggian 4.250 mdpl, ekosistem tumbuhan yang dapat tumbuh adalah alpine dan subalpine, seperti spesies rumput lokal yang bernama Deschampsia klossii. Keempat, dilakukan pemupukan. Khusus pada area yang berbentuk lereng, pemupukan dilakukan melalui hydroseeding dengan mencampur bibit dan air lalu disemprot ke area yang ingin direklamasi.

Terakhir merupakan pemantauan lahan secara berkala. Pengawas Area Reklamasi Grasberg Yanuarius Dumutu menjelaskan, sampel yang diambil adalah area covering. Selanjutnya, berapa jumlah tanaman yang telah tumbuh setelah sekian lama, akan dipantau menggunakan alat untuk pH tanah di area sekitar. Tinggi tanaman akan diukur dan diperhatikan apakah ada jenis baru yang hadir. Kabupaten Mimika membawa pengalaman luar biasa bisa melihat investasi sosial PT Freeport Indonesia. Hal ini membuktikan kegiatan tambang yang bertanggung jawab tidak hanya bermanfaat, tetapi juga mengembangkan area terdampak.

 

http://www.kompas.tv/article/358400/berkelana-melihat-investasi-sosial-pt-freeport-indonesia-di-kabupaten-mimika

Back to List

Berita Selanjutnya

news thumb 2
05 May 2017

Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Komoro (LPMAK), sebuah lem...

20 July 2017

PT Freeport Indonesia menggandeng pemerintah daerah setempat membuat k...