Rekayasa Teknik Canggih Minimalisasi Potensi Bahaya

25 July 2016

Jika Anda melayangkan pandangan ke tebing di atas kompleks CIP MP 72, di kejauhan di atas tebing Anda akan melihat segaris warna abu-abu yang membentang dari utara ke selatan. Pasti banyak dari Anda yang sering melihatnya – ada yang bertanya-tanya penasaran, dan mungkin banyak juga yang kurang peduli. Untuk yang satu ini, sebaiknya Anda tahu.

Bentangan garis warna abu-abu yang sering Anda lihat di kejauhan itu adalah CIP Rock Fence Barrier, salah satu program mitigasi jangka panjang yang dibangun untuk mengurangi risiko jatuhan batu di area CIP. 

Wilayah Kontrak Karya PTFI adalah bentangan alam yang indah dan kaya namun penuh dengan tantangan. Bukan menjadi hal baru jika operasi pertambangan PTFI di Papua sarat dengan tantangan alam, bahkan sejak pertama kali perusahaan ini meniti langkah awal, lebih dari 40 tahun yang lalu.

Area CIP secara khusus memiliki potensi bahaya jatuhan batu yang nyata. Catatan kecelakaan di PTFI menyebutkan bahwa pernah terjadi sebuah fatalitas pada Desember 2009 akibat longsoran batuan dari tebing di atas área CIP.

Mengingat área CIP adalah área yang sibuk, dimana aktivitas permanen berlangsung di área ini - perkantoran OB 3 & 4, fasilitas pendukung tambang bawah tanah (batch plant, crusher, dll), warehouse dan shop, akses utama AB Portal – sudah dipastikan terdapat konsentrasi karyawan dan peralatan yang signifikan di área ini.

Guna meminimalisasi risiko fatalitas dan kerugian-kerugian lain di area yang dapat dikatakan krusial ini, Divisi GeoEngineering melalui Departemen Hydrology Regional & Civil Geotech membangun proyek Rock Fence Barrier yang bertujuan untuk menahan longsoran batuan dari tebing CIP sehingga meminimaliasi potensi jatuhan batu dan risikonya di kompleks CIP MP 72. 

Rock Fall Protection Team (RPT) - kontraktor khusus yang ahli di bidang konstruksi lereng - ditunjuk oleh tim Departemen Hydrology Regional & Civil Geotech menggarap proyek CIP Rock Fence Barrier (yang tidak mudah dari segi medan kerjanya dan budget yang tidak sedikit) ini sejak tahun 2013 hingga selesai pada tahun 2014 lalu. Waktu pengerjaannya memang diprioritaskan mengingat tingkat urgensi proyek ini. Hal ini sekaligus menunjukkan komitmen nyata PTFI dalam mewujudkan operasi yang aman dan selamat bagi karyawan.

Rock fence barrier di área CIP dibangun di 2 tempat, di tebing sisi utara dan selatan área CIP. Metodenya adalah memasang struktur fleksibel kombinasi berupa kolom baja (post) dengan jaring baja yang diperkuat dengan bentangan kawat baja yang diangkur ke dalam tebing dengan desain yang sedemikian rupa sehingga efisien dan efektif menyerap energi impak saat terjadi benturan akibat batuan yang longsor.

Dua lokasi yang telah dipasang rock fence barrier ini telah melalui kajian khusus yang menyeluruh melalui simulasi dan análisis batuan jatuh. Dari hasil kajian tersebut, kedua lokasi inilah yang paling optimal untuk dipasang rock fence barrier.

Selain pemasangan rock fence barrier, untuk mengoptimalkan upaya minimalisasi risiko jatuhan batu, tim Hydrology Regional & Civil Geotech juga telah merekomendasikan pembangunan dinding penahan longsor berupa deflection wall di sisi utara CIP dan cable fence di sisi selatan. Hydrology Regional & Civil Geotech juga telah membuat peta garis zona bahaya untuk memberikan informasi di kompleks CIP MP 72 dan untuk mengantisipasi adanya potensi sisa risiko dari longsoran batuan dari dinding-dinding penahan yang telah dibuat. Semuanya penuh dengan perhitungan dan perencanaan yang sangat cermat untuk meminimalkan potensi bahaya.

Sejak rock fence barrier dan segala rekayasa teknik dibangun, tidak ada laporan kejadian keselamatan terkait risiko dari bahaya jatuhan batu di area ini. Sebuah langkah yang patut diketahui, diapresiasi, dan disyukuri yang memungkinkan kita dapat bekerja dengan aman dan selamat. (Sularso)

Back to List

Berita Selanjutnya

Other 1
06 January 2017

PT Freeport Indonesia hari ini menyerahkan bonus juara sebesar 1 Milya...

09 January 2017

PT Freeport Indonesia (PTFI) hari ini menerima piagam rekor dunia dari...