Pulang ke Pedalaman Kini Tak Perlu Repot Lagi

04 July 2016

Peresmian Penerbangan bagi Karyawan PTFI Papua Asal 7 Suku

 

PT Freeport Indonesia (PTFI) pada hari Jumat (24/6), meresmikan fasilitas pelayanan penerbangan ke wilayah pedalaman Papua bagi karyawan asli Papua asal 7 Suku (Amungme, Kamoro, Damal, Dani, Nduga, Mee dan Moni) dan tanggungan mereka. Penerbangan ini bertujuan membantu mempermudah akses transportasi karyawan asli 7 suku dari Timika ke berbagai daerah-daerah pedalaman di Papua. Sebagai tahap awal, program ini akan melayani penerbangan ke 7 daerah tujuan di wilayah pegunungan yakni Ilaga, Beoga, Wamena, Paniai (Enarotali), Deiyai (Waghete), Dogiyai (Moanemani) dan Intan Jaya (Sugapa).

Saat ini, 39% atau sekitar 4.242 pekerja di PTFI adalah karyawan asli Papua. Sebagian dari jumlah tersebut, dengan jumlah yang terus ditingkatkan, berasal dari masyarakat 7 suku. Perusahaan memperhatikan kebutuhan karyawan asli 7 suku dengan serius. Hal tersebut diwujudkan salah satunya dengan penyediaan fasilitas penerbangan pedalaman ini.

Selama ini, karyawan-karyawan tersebut jika hendak berlibur ke kampung halaman mereka di pedalaman Papua harus menempuh perjalanan lebih jauh ke Jayapura karena tidak ada penerbangan yang melayani secara reguler dari Timika menuju daerah asal mereka. William Rising, VP Strategic Business & Transportation dalam sambutannya di Terminal Perintis Bandara Mozes Kilangin, Timika, mengatakan penerbangan tersebut dimaksudkan untuk membantu karyawan Papua asal 7 suku untuk memperlancar aktivitas mereka baik saat hendak berlibur ke kampung halamannya maupun saat akan kembali ke Timika. "Program ini diharapkan dapat membantu karyawan yang akan pulang maupun yang akan kembali ke Timika menggunakan pesawat-pesawat reguler," katanya.

GB Kenelak, dalam sambutannya mewakili PUK SP-KEP SPSI PTFI, mengatakan penerbangan khusus karyawan Papua asal tujuh suku ini disepakati dari perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ke-19 tahun 2015 antara serikat pekerja dengan manajemen PT Freeport Indonesia. ”Inilah yang kami tunggu-tunggu dari tahun ke tahun. Terima kasih kepada PTFI sudah memberikan fasilitas ini melalui kesepakatan PKB ke-19, juga fasilitas keberangkatan dan kembali ke kampung halaman menggunakan akses penerbangan ini, diharapkan membawa dampak kemajuan ekonomi di kampung halaman masing-masing,” kata Kenelak.

Peresmian penerbangan ini ditandai dengan pemukulan tifa oleh Sudiro, Ketua PUK SP – KEP SPSI PTFI yang didampingi William Rising, VP Strategic Business & Transportation PTFI, Ferdinand Deda, Head of IR Stakeholder bersama para tamu undangan lainnya. Setelah prosesi pemukulan tifa, seluruh undangan diberi kesempatan melihat langsung dan berfoto bersama armada pesawat yang akan digunakan untuk melayani rute penerbangan ini.

Maskapai yang melayani penerbangan ini yakni Airfast Indonesia, Jhon Lin Air, dan MAF yang menggunakan armada pesawat jenis Twin Otter dan Grand Caravan yang akan melayani penerbangan hingga ke pedalaman di area Pegunungan. (Karel)

Back to List

Berita Selanjutnya

news thumb 2
05 May 2017

Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Komoro (LPMAK), sebuah lem...

20 July 2017

PT Freeport Indonesia menggandeng pemerintah daerah setempat membuat k...