Dorong Peningkatan Kualitas SDM di Papua

13 July 2023

Kualitas sumber daya manusia (SDM) di Papua diperkuat melalui program pemerintah ataupun bekerja sama dengan swasta. Ketcrampilan spesifik juga dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil industri.

Wakil Presiden Maruf Amin meminta pengembangan pendidikan formal, pendidikan nonformal, termasuk pendidikan vokasi, dikembangkan di Tanah Papua. Dengan demikian, mutu sumber daya manusia di Papua bisa meningkat.

“Pemerintah membuat keberpihakan pada peningkatan mutu orang asli Papua. Itu bisa dilakukan melalui pendidikan formal dan terus kita kembangkan pendidikan nonformal lewat balai pelatihan kerja,” kata Wapres seusai meninjau Institut Pertambangan Nemangkawi, Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (12/7/2023).

Wapres meminta lebih banyak pelatihan di Papua, seperti teknologi informatika, pertanian, dan pengelasan. Pada pusat pelatihan yang didirikan PT Freeport Indonesia, Institut Pertambangan Nemangkawi, pelatihan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil sektor pertambangan. Peningkatan kompetensi penduduk usia produktif penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu beberapa strategi diadopsi pemerintah antara lain transformasi pendidikan vokasi dari hulu ke hilir. Jadi fokus tak hanya pada aspek teoretis, tetapi juga aplikasi praktis, memperkuat link and match atau keselarasan lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi dengan sektor industri, serta transformasi balai latihan kerja (BLK). Itu dilakukan dengan menggandeng para penyelenggara pendidikan dan pelatihan vokasi.

Transformasi

Selain membangun infrastruktur sekolah, PT Freeport Indonesia diharapkan melakukan transformasi pendidikan vokasi dari hulu ke hilir. “Sangat diharapkan agar dukungan dari dunia industri, seperti PT Freeport Indonesia, tak terbatas pada program corporate social responsibility (CSR), tetapi juga melibatkan kolaborasi berkelanjutan,” kata Wapres. “Negara-negara maju mengakui pentingnya pendidikan vokasional dalam membangun SDM bermutu. Indonesia harus ikut serta dalam proses serupa,” katanya.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas memaparkan, penguatan pendidikan membuat warga Papua bisa bersaing dengan warga luar Papua. Untuk itu pelatihan dan pendidikan diberikan pada pegawai, calon pegawai, dan masyarakat umum.

Di PT Freeport Indonesia, sekitar 40 persen pegawai merupakan orang asli Papua. Di jajaran direksi ada sembilan orang asli Papua, sedangkan di jajaran manajerial 130 orang.

Institut Pertambangan Nemangkawi sebagai balai latihan kerja bagi generasi muda Papua. Para siswa bisa ikut pelatihan kerja dari magang hingga menjadi operator pertambangan dan kemampuan lain. Lulusarinya menjadi tenaga kerja terampil siap kerja. Institut Pertambangan Nemangkawi terdiri dari 15 jurusan teknik dan 3 jurusan nonteknik. Sejak 2003, ada 4.000 orang dilatih.

Back to List

Berita Selanjutnya

news thumb 2
05 May 2017

Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Komoro (LPMAK), sebuah lem...

20 July 2017

PT Freeport Indonesia menggandeng pemerintah daerah setempat membuat k...