Wow, Tambang Freeport Bakal Kian Berkilau bagi Indonesia!

01 August 2022

Empat tahun berlalu setelah pemerintah mengakuisisi mayoritas kepemilikan di PT Freeport Indonesia (Freeport). Kini, Freeport menjadi salah satu penyumbang utama dividen bagi negara dan pendorong inisiatif transisi energi.

Bangsa ini tentu belum lupa pada gegap-gempita dan keriuhan pada tahun 2018 ketika pemerintah menyatakan akan mengakuisisi saham Freeport, setelah puluhan tahun membiarkan raksasa tembaga dan emas tersebut memegang kepemilikan mayoritas.

Tonggak sejarah tersebut dimulai pada 10 November 2017 ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 2017 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara ke Modal Saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Tujuh belas hari kemudian, pemerintah melakukan Penandatanganan Pengalihan Saham di PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT TIMAH Tbk dan Freeport kepada Inalum yang sekaligus menandakan pembentukan Holding Industri Pertambangan bernama MIND ID.

Tak menunggu lama, Inalum menerbitkan obligasi dolar AS (Global Bond) senilai US$ 4 miliar (sekitar Rp 60 triliun) pada 2018. Itu merupakan obligasi korporasi terbesar sepanjang sejarah Indonesia, yang baru terpecahkan setelah pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) untuk penanganan pandemi senilai US$ 4,3 miliar pada 2020.

Pemerintah melibatkan pemerintah provinsi Papua dan Kabupaten Mimika dalam divestasi tersebut, dengan memungkinkan mereka secara bersama-sama memiliki hak atas saham Freeport sebesar 10% sesudah divestasi. Akuisisi tersebut tuntas pada akhir 2018.

Dengan memiliki kepemilikan mayoritas di Freeport, pemerintah turut mengendalikan Tambang Grasberg, Papua, yang merupakan tambang emas terbesar ketiga dunia, menurut data S&P Global Market Intelligence.

Produksi emas Freeport rata-rata sebanyak 1,4 juta troy ons, mengejar tambang Nevada Amerika Serikat (AS) sebanyak 3,3 juta troy ons dan Muruntau, dan Uzbekistan sebanyak 3 juta troy ons. Keduanya adalah tambang emas terbesar dunia.

Berbeda dari keduanya, Grasberg yang beroperasi sejak tahun 1980-an dengan total produksi 53 juta troy ons emas tersebut juga memiliki simpanan logam masa depan, yakni tembaga (sebanyak 33 miliar pon)-menjadikannya tambang dengan simpanan paling berharga di dunia.

http://www.cnbcindonesia.com/news/20220801141332-4-360161/wow-tambang-freeport-bakal-kian-berkilau-bagi-indonesia

Back to List

Berita Selanjutnya

news thumb 3
17 May 2017

Ribuan karyawan di Ridge Camp akan menjadi yang pertama menikmati inve...

07 July 2017

Upaya-upaya pengembangan SDM dengan memanfaatkan pesatnya perkembangan...