Catat! Jumlah Ekspor Tembaga Capai 2 Juta Ton di 2021

28 January 2022

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, jumlah ekspor tembaga tahun 2021 mencapai 2 juta ton, dengan konsumsi dalam negeri mencapai 1,1 juta ton. Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Eklola Mineral dan Batu Bara (Minerba), Irwandy Arif menyampaikan bahwa cadangan bijih tembaga di Indonesia mencapai 3,2 miliar ton yang diprediksikan bisa bertahan hingga tahun 2044.

Seperti yang diketahui saat ini penambang bijih tembaga atau ore konsentrat tembaga terbesar di Indonesia dilakukan oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Dengan begitu, dua perusahaan ini berkontribusi aktif dalam kegiatan ekspor ore tembaga. "Ekspor tmbaga 2 juta ton dengan konsumsi 1,1 juta ton, apabila larangan ekspor akan terjadi penumpukan 900 ribu ton," terang Irwandy kepada CNBC Indonesia, Jumat (28/1/2022). Namun Irwandy mengatakan bahwa penumpukan 900 ribu ton bijih tembaga itu akan terserap dengan hadirnya fasilitas pemurnian dan pengolahan mineral (smelter) milik PT Freeport Indonesia dengan PT Amman Mineral Nusa Tenggara itu. "Kalau ini sudah sesuai pembangunan maka tidak akan ada masalah menyerap itu," kata Irwandy.

Seperti diketahui, PT Freeport Indonesaia sedang membangun smelter di Gresik, Provinsi Jawa Timur dengan kapasitas smelter mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga. Sementara PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang merupakan bagian dari Medco Group itu akan membangun smelter dengan kapasitas 900 ribu ton. Yang mana kedua smelter itu direncanakan bakal beroperasi pada tahun 2023. Sebagaimana diketahui, penyelesaian proyek smelter kedua perusahaan itu berbarengan dengan pelarangan ekspor mineral mentah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba). Jika realisasi pembangunan proyek smelter Freeport Indonesia dan Amman Mineral itu tak tercapai di tahun 2023. Maka sesuai ketentuan kegiatan ekspor ore konsentrat tembaga perusahaan akan berhenti.

Seperti diketahui, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bolak-balik menekankan kemarahannya di dunia pertambangan, khususnya terkait dengan ekspor mineral mentah. Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia sudah ratusan tahun melakukan ekspor barang mentah tersebut. Bagi Jokowi, kegiatan ekspor mineral mentah yang terjadi selama ini sangat menguntungkan negara lain. Pasalnya, negara tersebut dapat mengolah bahan mentah dan membuka lapangan pekerjaan untuk banyak orang. Sementara di Indonesia sendiri masih terbuai dengan ekspor mineral mentah sehingga nilai tambah yanag diperoleh sangat minim. Maka dari itu, untuk mendapatkan keuntungan sendiri, pemerintah tegas akan melarang kegiatan ekspor mineral mentah baik dari yang saat ini nikel, bauksit di tahun 2022 ini dan tembaga pada tahun 2023, serta timah pada tahun 2024.

 

http://www.cnbcindonesia.com/news/20220128143022-4-311279/catat-jumlah-ekspor-tembaga-capai-2-juta-ton-di-2021

Back to List

Berita Selanjutnya

news thumb 3
17 May 2017

Ribuan karyawan di Ridge Camp akan menjadi yang pertama menikmati inve...

07 July 2017

Upaya-upaya pengembangan SDM dengan memanfaatkan pesatnya perkembangan...