Bahu-membahu Wujudkan Impian Bersama

18 November 2015

Program Pemberdayaan Kampung di Wilayah Pesisir Mimika

Sebagian besar masyarakat di pesisir selatan Kabupaten Mimika yang mayoritas masyarakatnya dari Suku Kamoro adalah pemeluk Agama Katolik. Begitu juga halnya di Distrik Mimika Timur yaitu Kampung Manasari (Omawita-Fanamo) dan Otakwa. Selaras dengan program pengembangan perekonomian kampung, yang salah satunya melalui program Perkebunan Kelapa, ke depannya kedua kampung ini akan menjadi sentra ekonomi kampung di wilayah Distrik Mimika Timur.

Wilayah Manasari sejak 2013, mendapatkan perhatian dari PTFI yang berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika, LPMAK dan Gereja Katolik. Berbagai program dilaksanakan di Kampung Manasari. Program ini disebut dengan Program Pemberdayaan Kampung di Wilayah Manasari yang diresmikan oleh Bupati Mimika bertepatan dengan Peresmian Manasari sebagai Pusat Distrik Mimika Timur Jauh. Program yang dijalankan meliputi lima bidang; Bidang Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, Dukungan Infrastruktur dan Penguatan Kapasitas Kelembagaan Kampung.

Selain pengembangan perekonomian kampung, dukungan kepada gereja dalam karyanya melayani umat juga perlu mendapat perhatian dan dukungan. Dukungan berupa fasilitas rumah peribadatan yang representatif, yang mampu menampung umat yang lebih banyak adalah hal yang sangat penting.

Dalam tahapan penyusunan rencana program bersama, salah satu keinginan masyarakat di wilayah ini adalah kerinduan membangun gedung gereja yang representatif. Usulan ini disambut positif oleh PTFI dan Gereja Katolik Keuskupan Timika. Program pembangunan gereja pun dimasukkan dalam rencana program tahun 2014-2015 untuk dibangun di Manasari dan Otakwa.

Peletakan batu pertama pembangunan gereja ini dilaksanakan 1 Oktober 2014 di Manasari dan 2 Oktober 2014 di Otakwa.  Dengan luas bangunan yang tiga kali lebih besar dari bangunan gereja lama, diharapkan nantinya mampu menampung seluruh umat di daerah ini saat melakukan ibadah. Dengan kontruksi yang semuanya berbahan kayu, dengan desain bernuansa kearifan lokal melalui bentuk dan apresiasi ukiran lokal asli Suku Kamoro, gereja ini akan menjadi gereja terbesar dan termegah untuk wilayah pesisir selatan Mimika.

Sebagai ungkapan terima kasihnya, masyarakat pun turut berpartisipasi dalam proses pembangunan gereja ini. Dukungan masyarakat tersebut berupa bantuan tenaga kerja, bantuan material kayu lokal dan produksi ukiran untuk hiasan dinding dan motif pintu-pintu gereja. Dua gedung gereja ini rencananya akan diresmikan pada 2-3 Desember 2015 sekaligus diserah-terimakan dari PTFI kepada pihak Gereja Katolik dan masyarakat. (Hendrikus)

Back to List

Berita Selanjutnya

news thumb 2
05 May 2017

Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Komoro (LPMAK), sebuah lem...

20 July 2017

PT Freeport Indonesia menggandeng pemerintah daerah setempat membuat k...